Ketika AO berada di taman kanak-kanak, dia tersenyum telinga-ke-telinga ketika dia memberi tahu teman-teman sekelasnya bagaimana ayahnya (penulis erotis terlaris) memilih namanya: "A seperti dalam apel dan o seperti dalam pesta?" Hari itu masih menghantuinya sepuluh tahun kemudian saat dia belajar dengan satu tujuan dalam pikiran: masuk ke universitas elit dan mencapai kemandirian dari ayahnya sekali dan untuk semua. Dia tidak memiliki pemuda untuk salah mengeja dan tidak ada waktu untuk memikirkan anak laki -laki - sampai teman sekelasnya, "King Normie" Kijima, mendekatinya dengan pengakuan cinta yang mengejutkan. Dia mencoba kehilangan Kijima, tetapi dia tidak bisa menerima petunjuk - dan ketika pikirannya menjadi liar dengan pikiran tidak murni, dia menyadari bahwa ayahnya telah benar -benar memengaruhinya.